Nganggung (Budaya Bangka Belitung)


Tradisi yang terkenal di Kepulauan Bangka Belitung adalah tradisi nganggung. Nganggung selalu diperingati setiap tahunnya di masing-masing wilayah diseluruh Kepulauan Bangka Belitung. Nganggung merupakan tradisi yang sudah mendarah daging di seluruh wilayah Kepulauan Bangka Belitung. Nganggung sendiri merupakan kegiatan silaturrahim antar warga guna mempererat tali persaudaraan. Tradisi nganggung turunan dari nenek moyang ini masih dilestarikan hingga saat ini. Bahkan oleh pemerintah daerah provinsi Bangka Belitung tradisi adat ini dilestarikan dengan mengadakan nganggung akbar setiap perayaan Maulid Nabi setiap tahunnya. Sehingga acara nganggung akbar ini sudah menjadi agenda acara tahunan dari pemerintah provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

Kepulauan Bangka Belitung selain terkenal dengan wisata pantainya yang indah dan kulinernya yang beragam, juga kaya akan budayanya. "Nganggung" adalah tradisi adat masyarakat Bangka Belitung dalam rangka peringatan dan perayaan hari besar Agama Islam dan menyambut tamu-tamu yang dihormati masyarakat. Dalam acara nganggung ini setiap keluarga atau setiap rumah menyediakan makanan untuk dibawa ke masjid atau balai pertemuan untuk dimakan bersama-sama. Tetapi sebelumnya membaca do'a terlebih dahulu bersama-sama kepada Allah SWT. Makanan tersebut dibawa dengan cara di "anggung" (dipapah di bahu) menggunakan dulang yang ditutup dengan tudung saji pandan atau daun nipah khas Bangka yang warnanya semarak dengan motif yang khas pula. Itu sebabnya Kepulauan Bangka Belitung disebut juga "Negeri Sepintu Sedulang". Meski demikian, ada juga beberapa daerah yang membawa makanan tersebut dengan rantang. Meski begitu, tetap saja dinamakan nganggung karena intinya pada saat acara makan-makan bersamanya.

Biasanya perayaan nganggung ini dirayakan pada saat sesudah Sholat Ied, Maulid Nabi, Tahun Baru Muharram, Nisfu Sya'ban, Ruah, Isra' Mi'raj, Nuzulul Qur'an dan hari-hari besar Islam lainnya. Di beberapa daerah perayaan acara ini sangat meriah, semua yang datang dari penjuru daerah berkumpul di satu tempat. Biasanya di daerah Kampung Baru yang ramai dikunjungi jika ada perayaan nganggung ini. Waktu dan pelaksanaannya juga tidak serempak sama, setiap daerah berbeda-beda waktu perayaannya tergantung kesepakatan warga.

Selain untuk menyambut dan merayakan hari-hari besar keagamaan, nganggung juga dilakukan untuk menyambut tamu kehormatan, seperti gubernur, bupati atau tamu kehormatan lainnya. Untuk menghormati tamu istimewa yang datang tersebut. Biasanya masyarakat menyambut dan menjamu tamu secara bergotong royong yaitu dengan tradisi nganggung ini. Nganggung juga sering dilakukan sebagai ungkapan turut berduka cita atas meninggalnya salah satu warga. Pada 7 hari setelah masa berkabung biasanya masyarakat juga melaksanakan ritual tahlilan yang diikuti dengan tradisi nganggung untuk menjaga solidaritas dan turut membantu yang terkena musibah. Dengan tradisi ini kita dapat menunjukkan rasa kepedulian, kebersamaan, gotong royong dan selalu menjaga serta menjalin tali kekeluargaan dan hubungan silaturrahim antara sesama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih untuk komentar Anda. Komentar, Saran, dan Kritik akan sangat membantu kami menjadi lebih baik. Semua Kritik dan Saran akan diterima dengan senang hati. Semoga artikel ini bermanfaat untuk kita semua.